Minggu, 13 Desember 2015

Sabar Dalam Penantian


"Aku percaya pada waktu yang akan membawaku pada kebaikan. Lalu rinduku pun tergenapkan. Sebab, jika rinduku ditakar, ia akan setara dengan rindu yang kau punya".

Hehe ini maksudnya dua orang yang sabar dalam penantian, karena mereka sadar ada jarak yang terbentang tanpa ikatan halal. Mereka yang hanya mampu mengucap cinta dalam doa. Bukan kata-kata yang diumbar didepan khalayak.

Bukanlah laki-laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik dan begitupun sebaliknya? Maka bersabarlah dalam penantian. Rindu yang kamu rasakan sama dengan rindu yang ia rasakan. Bersabarlah menunggu, sampai waktu itu tiba. Dimana kamu dan dia berdiri di atas pelaminan atas izin-Nya. Sungguh itu akan menjadi kado terindah untuk orang-orang yang sabar dalam penantian.


Bunga Daisy di Prau


"Dibawah langit berbintang prau, sumbing dan sindoro pun bercumbu diantara kabut dingin dan angin malam yang mendesau".

Terima kasih untuk temanku, Hadi Siswoyo yang sudah mau fotoin bunga ini. Maaf atas titipanku yang merepotkan ini. Hehe.

Ya, ini bunga daisy. Bunga yang terhampar di Gunung Prau daerah dataran tinggi dieng. Bunga ini memang indah kalau lagi bermekaran.

Kenapa sumbing sindoro? Karena di gunung prau, pemandangan gunung sumbing dan sindoro terlihat. Jika ketika kecil, kita sering menggambar dua gunung, dengan sawah, dan ada jalan ditengah sawah, itu adalah gunung sumbing dan sindoro. Di Gunung prau, kamu akan melihat imajinasi masa kecilmu memang NYATA dan benar adanya.

Senin, 03 September 2012


Harus dari mana ku mulai kata,

deretan aksara bingung harus berada dimana,

luka dan kepedihan telah hadir sejak lama,

mereka berdiam dalam dada tanpa bicara,

Aku lelah dengan sandiwara dunia,

yang selalu menobatkan cinta,

dan harta diatas segalanya

.... 


Selasa, 02 Agustus 2011

Mengasah Kemampuan Diri


Seorang penebang mengasah kapaknya untuk mengumpulkan kayu. Seorang pemburu mengasah pisau dan mengencangkan busur. Seorang penulis meraut pensilnya untuk menulis. Mereka semua harus memperbarui peralatannya.

Mereka itu adalah anda dan saya. Ini adalah prinsip sederhana tentang produktivitas.

Tentu, tidak akan banyak pohon yang bisa ditebang oleh kapak yang telah tumpul. Tidak akan  ada buruan yang mampu ditaklukkan oleh busur yang telah renta. Tidak ada  sebuah kata bisa tertulis dari pensil yang patah. 

Pengajaran:

Apa yang harus kita asah agar tetap meraih kehidupan pribadi dan karier yang penuh dan berlimpah? 

Anda memiliki sesosok tubuh yang pasti renta terkikis usia. Juga kecerdasan yang segera tak banyak berarti tertinggal kemajuan zaman. Serta sekepal hati nurani yang mudah diburamkan oleh debu-debu dunia.

Maka tiada yang patut kita rawat selain tubuh agar senantiasa menjadi rumah yang nyaman bagi jiwa.

Tiada yang perlu kita asah selain pikiran dan keterampilan agar selalu dapat digunakan untuk membuka pintu kemakmuran.

Serta, tiada yang harus kita pertajam selain hati nurani yang memungkinkan kita mendengar nyanyian kebahagiaan atas hidup ini”.


Sumber : http://www.resensi.net/mengasah-kemampuan-diri/ 

Sabtu, 30 Juli 2011

Pemenang Dalam Diri

Sore hari di tengah telaga, ada dua orang yang sedang memancing. Mereka adalah ayah dan anak yang sedang menghabiskan waktu mereka di sana. Dengan perahu kecil, mereka sibuk mengatur pancing dan umpan.  Air telaga bergoyang perlahan dan membentuk riak-riak kecil di air. Gelombangnya mengalun menuju tepian, menyentuh sayap-sayap angsa yang sedang berjalan beriringan. Suasana begitu tenang, hingga terdengar sebuah percakapan.

“Ayah”
“Hmm.. iya”, Sang ayah menjawab pelan. Matanya tetap tertuju pada ujung kailnya yang terjulur.  “Tadi malam ini,aku bermimpi aneh.  Dalam mimpiku, ada dua ekor singa yang sedang berkelahi. Gigi-gigi mereka, terlihat runcing dan tajam. Keduanya sibuk  mencakar dan menggeram, saling ingin menerkam. Mereka tampak ingin saling menjatuhkan”, ucap sang anak.



Anak muda ini terdiam sesaat. Lalu, mulai melanjutkan cerita, “Singa yang pertama, terlihat baik dan tenang. Geraknya perlahan namun pasti. Badannya pun kokoh dan bulunya teratur. Walaupun suaranya keras, tapi terdengar menenangkan buatku”.

Ayah mulai menolehkan kepala, dan meletakkan pancingnya di pinggir haluan. ”Tapi, singa yang satu lagi tampak menakutkan buatku. Geraknya tak beraturan, sibuk menerjang kesana-kemari. Punggungnya pun kotor, dan bulu yang koyak. Suaranya parau dan menyakitkan”.

“Aku bingung, maksud dari mimpi ini apa?. Lalu, singa yang mana yang akan memenangkan pertarungan itu, karena sepertinya mereka sama-sama kuat?”

Melihat anaknya yang baru beranjak dewasa itu bingung, sang Ayah mulai angkat bicara. Dipegangnya punggung pemuda di depannya. Sambil tersenyum, ayah berkata, “Pemenangnya adalah, yang paling sering kamu beri makan.

Ayah kembali tersenyum, dan mengambil pancingnya. Lalu, dengan satu hentakan kuat, di lontarkannya ujung kail itu ke tengah telaga. Tercipta kembali pusaran-pusaran air yang tampak membesar. Gelombang riak itu kembali menerpa sayap-sayap angsa putih di tepian telaga.

Pengajaran:

Setiap diri kita memiliki “singa” saling bertolak belakang. Masing-masing ingin menjadi pemenang, dengan menjatuhkan salah satunya. Singa-singa itu adalah gambaran dari sifat yang kita miliki. Kebaikan dan keburukan. Dua sifat ini sama-sama memiliki peluang untuk menjadi pemenang dan kita pun dapat mengambil sikap untuk memenangkan salah satunya. Semua tergantung dengan singa mana yang sering kita beri makan.

Salah satu santapan dari singa yang buruk adalah sinetron. Sinetron memiliki naskah yang  dangkal, emosional berlebihan, pendidik yang baik dalam hal kekerasan, kelicikan, alur cerita yang dipanjang-panjangkan, yang makin hari makin tidak berkualitas. Sinetron yang baik bisa dihitung dengan jari.

Belum lagi, kita juga disuguhkan oleh tayangan gosip, yang membuka-buka aib orang lain. Juga tayangan yang mempertontonkan keburukan dan kekerasan.

Setiap dari kita merindukan tayangan yang berkualitas, yang menengok pribadi-pribadi yang tangguh dalam berjuang untuk mencapai prestasi. Tayangan yang santun, tayangan yang mengajak untuk  lebih dekat dengan Tuhannya.

Apa yang kita baca dan apa yang kita lihat, adalah makanan bagi pikiran kita. Apa yang terpikirkan, itulah yang akan tersikap.


Sumber : http://www.resensi.net/pemenang-dalam-diri/2011/06/ 

Kacamata Yang Kotor



Suatu ketika ada seorang yang bertugas keluar negeri untuk studi banding tentang tata kenegaraan ke suatu negara. Kedudukannya adalah ketua rombongan, sehingga wajar kalau disegani oleh seluruh anggota rombongan. Usianya sudah cukup untuk dikatakan tua. Agak kesulitan jika melihat sesuatu yang ada didekatnya. Oleh karenanya, saat membaca, saat melihat sesuatu yang dekat dibutuhkan alat bantu berupa kacamata.

Semua tugas telah dilaksanakan, tibalah saatnya waktu yang dinanti-nantikan. Yaitu free time yang biasa diisi dengan pergi ketempat wisata dan berbelanja atau sekedar membeli oleh-oleh. Sesuai pesanan keluarga, oleh-oleh kali ini berupa hiasan yang bisa dipasang di dinding, atau di meja ruang keluarga.

Tiap mengunjungi tempat wisata, selalu keluar kata-kata kagum dan pujian. Tentunya hal ini diangguki oleh para pendampingnya. Selesai agenda jalan-jalan, selanjutnya adalah mencari cendera mata.

Kali ini tujuan adalah ke toko penjual cendera mata. Diperhatikannya tiap pernik cendera mata dengan seksama, dan tentunya memakai kacamata ka. Namun ternyata ketua rombongan ini kurang berkenan dengan cendera mata yang dipajang di toko. Perkataan yang keluar hanyalah ungkapan-ungkapan negatif. Ya kotorlah, kurang bagus, warna yang berantakan, dan lain-lain. Terpaksa pindah ke toko lain. Di toko lain pun, tetap sama, hingga akhirnya keluar masuk toko hingga pulang ke Indonesia dengan tidak membawa apa yang dipesankan keluarga.

Sesampainya di rumah, barulah sadar jika kacamata yang ia pakai ternyata kotor.

Pengajaran:

Segala peristiwa dan kejadian dalam kehidupan ini akan terlihat positif ataupun tidak tergantung dari kacamata yang kita pakai. Kacamata yang kita pakai akan membentuk persepsi, yaitu cara pandang berdasarkan pola pikir dan perilaku.

Setiap orang dapat mendeskripsikan situasi atau kejadian secara berbeda berdasarkan penglihatan mereka. Persepsi tersebut akan mempengaruhi pola pikir serta tindakan selanjutnya.

Dr.Wayne Dyer mengatakan, “When you change the way you look at things, the things you look at change Ketika Anda mengubah cara pandang terhadap sesuatu, maka apa yang Anda lihat akan berubah. 

Berpikir dan bersikap optimis tentu membantu persepsi Anda lebih jernih, sehingga nampak jelas peluang-peluang baru yang dapat menolong situasi Anda atau memandu Anda menuju sukses dan kebahagiaan”.


Sumber : http://www.resensi.net/kacamata-yang-kotor/

Aksara Bernyanyi Copyright © 2009
Scrapbook Mania theme designed by Simply WP and Free Bingo
Converted by Blogger Template Template